Dalam upaya mendukung ketahanan energi dan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), PT Timah Tbk melalui Divisi Engineering & Operation Excellent (EOE) berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka serta Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). Kegiatan ini diwujudkan dengan menanam pohon energi di Balai Karya, Air Kantung, Sungailiat, pada Jumat (28/2/2025).
Sebanyak 1.500 bibit pohon Angsana ditanam dalam kegiatan ini, dengan 750 di antaranya disalurkan oleh METI. Bibit tersebut berasal dari sejumlah perusahaan bioenergi di Kabupaten Bangka, termasuk PT BEST YPK PLN, PT Biro Teknik Sinar Baru, KOPETINDO, PT Solusi Energindo Inovasi, dan PT Mentari Biru Energi.
Ketua III METI, Ir. Widi Pancono, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini karena mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya di sektor energi. Ia juga menyoroti peran PT Timah dalam memanfaatkan lahan bekas tambang untuk penghijauan, yang sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi subsidi energi dalam lima tahun ke depan.
Widi mengungkapkan bahwa PT Timah memiliki lebih dari 100 ribu hektar lahan di Bangka, yang bila dikelola dengan baik dapat memperkuat ketahanan energi daerah. Ia juga menyoroti peluang besar bagi pengembangan energi terbarukan di Bangka, terutama melalui program co-firing yang mencampur biomassa dengan batubara di PLTU Air Anyir.
Lebih lanjut, Widi menekankan bahwa inisiatif ini tidak hanya memperbaiki lingkungan tetapi juga berdampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Pabrik biomassa yang ia kelola di Desa Air Duren, misalnya, telah menyerap lebih dari 200 tenaga kerja lokal dengan upah minimal sesuai UMR.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bangka, Ismir, menyampaikan bahwa transisi energi nasional menargetkan penggunaan energi terbarukan sebesar 23% pada 2025 dan 30% pada 2030. Namun, pencapaiannya saat ini masih sekitar 50%, sehingga perlu ditingkatkan melalui penghijauan dengan tanaman energi yang minim biaya perawatan, seperti Angsana dan Akasia yang tumbuh alami di lahan reklamasi tambang.
Selain berkontribusi pada lingkungan, tanaman energi ini juga berperan dalam penurunan emisi karbon, dengan satu pohon Angsana setinggi 10 meter mampu menghasilkan sekitar 270 kg oksigen yang cukup untuk 200 orang per hari. Hasil panennya juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku woodchip.
Widi menegaskan bahwa konsep bioenergi yang mereka kembangkan melibatkan masyarakat setempat dan difokuskan pada lahan non-hutan, sehingga dapat mendukung perekonomian lokal sekaligus mendukung transisi energi nasional. Ia juga menyarankan penggunaan biochar sebagai media tanam, karena bahan ini banyak tersedia di Bangka sebagai limbah dari pabrik sawit.
Sementara itu, Division Head EOE PT Timah Tbk, Muhammad Ihsan, menyatakan bahwa penanaman pohon energi merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Tahun ini, PT Timah menjalankan program akreditasi properti hijau dan menargetkan penanaman 1.500 pohon Angsana, yang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan woodchip.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua I DPRD Provinsi Bangka Belitung, Forkopimda Kabupaten Bangka, PLN EPI, PLN UIW Babel, PLN NP Bangka, PLN UPK Babel, TNI AL, serta Kejaksaan Bangka.
Sumber : https://astacitaenergi.com/wp/2025/02/28/aksi-meti-untuk-energy/news/